Si Anak Memeluk dan Berbisik, 'Ibu Guru Sayang'
HARI ini merupakan Ulang
Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang ke-69. Banyak keluh
kesah dan sukacita termasuk harapan dari para pendidik, yang dikenal
dengan pahlawan tanpa tanda jasa.
Lamsihar Simatupang (47) guru yang
mengajar di SDN 152996, Tapian Nauli IV, Kecamatan Tapian Nauli
Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumut, Senin (24/11) mengatakan, dunia
pendidikan saat ini sudah berbeda dengan dulu.
“Kalau dulu, jika melihat guru, maka murid
akan berupaya sembunyi agar jangan dilihat oleh guru. Nah, sekarang
bedanya, jika siswa melihat guru, siswa tersebut tidak akan menegur
guru, bahkan tidak peduli dengan guru tersebut,” jelasnya.
Menurut dia, di sinilah letak perbedaan
moral pelajar saat ini dengan pelajar dulu. Pembeda lainnya, saat ini
sering guru diadukan ke polisi karena memukul siswa.
Dia pun cerita mengenai hal-hal kecil,
namun bermakna mendalam. Suatu hari, saat istrirahat, dan guru-guru
duduk di teras sekolah, ada anak kelas II yang tiba-tiba datang dan
memeluknya dari belakang dan dari mulut siswi tersebut terucap kata ‘ibu
guru sayang’.
"Hati saya pada waktu itu terenyuh
mendengar kalimat tersebut, yang berarti pelajar tersebut bukan hanya
menganggap gurunya sebatas guru, namun dianggapnya sebagai orangtua yang
mendidik mereka," ujarnya.
“Untuk duka sebagai guru, kisahnya banyak.
Namun hal itu merupakan jalan hidup selaku pendidik, baik itu saat
pulang ke rumah yang harus menunggu angkutan selama 1 jam, maupun
masalah ekonomi yang belum bisa mengimbangi pendapatan akibat kenaikan
BBM. Namun saya berharap kiranya dunia pendidikan dapat maju di tangan
para guru,” jelasnya.
Sementara itu, Rita Kasih (53) salah
seorang guru di SD 085117 Sibuluan, Sibolga mengatakan, saat melihat
anak-anak itu, para pendidik harus lebih semangat memberikan pelajaran
untuk bekal masa depan mereka.
“Memang harus diakui bahwa perhatian
pemerintah kepada para guru semakin hari semakin bagus. Kalau dulu kita
mengajar, anak-anak banyak diamnya, namun kalau sekarang anak-anak sudah
banyak bertanya. Hal ini mengartikan bahwa anak-anak itu sudah semakin
paham akan pelajaran tersebut,” jelas ibu guru ini.
Namun menurutnya, ada sisi negatif yang
saat ini semakin memprihatinkan. Di mana, saat ini para murid-murid itu
sudah berkurang rasa hormatnya kepada para guru, bahkan rasa kepedulian
kepada sesama juga sudah mulai berkurang.
Hal ini sebenarnya sudah menjadi permasalahan secara umum.
“Ini sebenarnya sudah menjadi pembahasan
para guru, baik itu saat mengikuti diklat pendidikan maupun jika ada
sharing bagi tenaga pendidik. Inilah sebenarnya yang menjadi sumber
adanya tawuran pelajar,” jelasnya.
Menurut ibu guru yang telah mengabdi
selama kurang lebih 32 tahun ini, sebenarnya solusi untuk masalah
tersebut diharapkan adanya peningkatan kerja sama antara orangtua dengan
para pendidik, termasuk peningkatan nilai iman kepada anak-anak.
Sebab saat ini yang terjadi, jika ada
permasalahan pada anak didik, orang tua sering tidak mau tahu. Namun
jika ada bantuan yang disalurkan melalui pelajar, maka orangtua akan
cepat-cepat datang ke sekolah untuk mengurusnya. (Mis)
Label: Pembelajaran, Pendidikan
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda